Company

Program

Terms & Policies

© 2025 TikTok

#kiwtikira

2 posts

(Taiwan, ROC) Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan (MOHW) Taiwan memperkirakan bahwa pada tahun ini (2024), jumlah lansia berusia 65 tahun ke atas yang menderita demensia akan mencapai 350.000 orang. Artinya, rata- rata setiap 30 menit, akan ada satu keluarga baru di Taiwan yang menjadi "keluarga perawatan demensia jangka panjang". Guna mengurangi tekanan dalam sistem perawatan jangka panjang, rata-rata satu dari lima lansia penderita demensia di Taiwan dirawat oleh pekerja migran, hal tersebut sontak menjadikan pengembangan langkah-langkah pendukung terkait pun mendesak. semakin Menurut data dari MOHW, saat ini terdapat kekurangan lebih dari 8.000 tenaga perawat lokal di Taiwan, yang berarti hampir sebanyak 10.000 keluarga harus menghadapi tekanan besar dalam perawatan lansia selama bertahun-tahun. Dalam menanggapi tantangan yang semakin berat dalam perawatan demensia, LSM yang peduli terhadap pendidikan pekerja migran "One-Forty" bekerja sama dengan Departemen Psikiatri Rumah Sakit Nasional Taiwan dan Pusat Perawatan Demensia Rumah Sakit Kota Taipei, meluncurkan "Materi Pendidikan Perawatan Demensia dan Kesehatan Mental bagi Pekerja Migran" dalam empat bahasa, yakni: Bahasa Mandarin, Bahasa Indonesia, Bahasa Vietnam, dan Bahasa Tagalog, yang dapat diunduh secara gratis! Materi ini dirancang untuk membantu pekerja migran lebih memahami dan memenuhi kebutuhan lansia penderita demensia, meningkatkan keterampilan mereka, serta menjaga kesehatan mental mereka sendiri, yang bertujuan untuk meningkatkan sumber daya edukasi perawatan demensia dan membantu Taiwan dalam membangun jaringan perawatan jangka panjang yang lebih solid. Pendiri One-Forty, Kevin Chen(陳凱翔) mengungkapkan bahwa pekerja migran telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam mewujudkan sistem perawatan jangka panjang yang komprehensif di Taiwan. Berdasarkan jaringan lebih dari 90.000 pekerja migran, One-Forty bertujuan untuk mendukung 320.000 keluarga penderita demensia di seluruh Taiwan dalam mengurangi beban perawatan, sekaligus meningkatkan kualitas hidup para lansia. Ke depannya, mereka berharap dapat memperluas program ini ke berbagai aspek perawatan jangka panjang lainnya untuk membantu Taiwan menciptakan sistem perawatan lansia yang lebih kuat dan berkelanjutan. Direktur Pusat Perawatan Demensia TPECH, Liu Chien-liang (劉建良) menjelaskan bahwa perubahan emosi yang drastis dan memudarnya kemampuan pada lansia penderita demensia merupakan gambaran nyata dari perjuangan berat yang dialami oleh para pengasuh. Penelitian menunjukkan bahwa risiko depresi dan kecemasan pada pengasuh demensia meningkat hingga 85%, sementara risiko masalah kardiovaskular dan penyakit kronis mereka juga lebih tinggi dibandingkan populasi umum ##tkwtaiwan_indonesia🇮🇩🇹🇼 ##tkwtaiwan_indonesia🇮🇩🇹🇼
Part 2. Misteri Pendaki Tanpa Kepala di Gunung Sumbing Dalam perjalanan menuju pos 4 tak ada halangan-halangan yang berarti karena banyak teman pendaki lain bersama kami menuju pos 4. Sekitar jam 10:45 malam akhirnya kami nyampai di pos 4. Sesampainya di pos 4 aku dan temanku segera mendirikan tenda dan memasak air. Jam 11.00 wib, aku dan temanku masuk dalam tenda untuk tidur karena rencana 04:00 pagi menuju Puncak Sejati. Jam 03:00 pagi aku dan temanku bangun untuk masak agar stamina pulih lagi. Tepat pukul 04:00 pagi akhirnya aku dan temanku melanjutkan perjalanan menuju puncak sejati. Suasana ramai para pendaki menuju puncak, baru saja berjalan kira-kira 30 menitan kami diterjang badai dan kabut tebal. Aku dan temanku sempat diterjang badai hingga terbawa sekitar 50 meter dari jalur pendakian menuju puncak. Badai ! ! ! Semua lengkap menemani perjalananku menuju puncak Sejati. Sempat temanku tak sadar diri akibat terbawa badai dan akhirnya tersadarkan diri setelah aku sadarkan. Setelah sadar aku dan temanku berjalan menuju puncak. Aneh menurutku yang awalnya ramai pendaki menuju puncak tapi seketika hannya aku dan temanku saja yang ada dijalur menuju puncak. Hati mulai tak tenang fikiran membayangkan hal yang aneh-aneh. Jujur saat itu aku teramat takut karena cuma ada aku dan temanku saja menuju puncak gunung sumbing. Meski demikian kami tak turun ke pos 4 melainkan melanjutkan perjalanan menuju puncak. Dari kejauhan terlihat 2 pendaki lain yang berjalan, aku mencoba memangil dan menyenter tapi senter kami tak begitu jelas karena tebalnya kabut. Tiba-tiba hampir drkat dan aku melihatnya secara langsung 2 pendaki itu terjun bebas kejurang. Aku dan temanku sempat teriak teriak Tolong ! ! ! Tolong ! ! ! Tolong !! ! Tapi tak ada sautan dari pendaki lain, aku sempat menyenter jurang itu dan amat dalam. Aku dan temanku dalam ketakutan yang luar biasa. Akhirnya kami lari secepat mungkin yang kami bisa dan kami terperosok dalam jurang yang gak begitu dalam. Aku dan temanku sulit bangun karena semak-semak yang begitu rimbun. Saat itulah kami melihat tak terlalu jauh kira-kira jarak 10 meter dan begitu jelas Ada seorang pendaki berpakain lengkap membawa rensel tapi tanpa kepala kebetulan senterku menuju persis kearah pendaki tanpa kepala itu. Jujur aku dan temanku kerakutan, ayat-ayat suci kami lantunkan sebisanya dalam keadaan terperosok dalam jurang. Setelah kejadian itu kira-kira 20 menitan akhirnya kami melihat rombongan pendaki dari UGM dan kami meminta tolong. Aku dan temanku akhirnya berjalan didepan pendaki UGM menuju Puncak sejati. Sekitar 05:30 pagi aku dan temanku beserta para pendaki UGM sampai ke Puncak Sejati Gunung Sumbing. Suasana ramai dan matahari mulai terbit sungguh pemandangan yang aku nanti-natikan. #ceritamisteri #ceritamistis #gunungsumbing #pendakigunung #ceritahoror #pendakihoror